Senin, 13 Oktober 2014

PADAT TEBAR VS FCR

Perkembangan teknologi budidaya perikanan sudah sangat pesat. Efisiensi dimulai dengan model intensif yang menghemat lahan (padat tebar) hingga pada target penurunan FCR. Kepadatan dan FCR merupakan salah satu parameter biaya yang berakibat pada penambahan biaya operasional. Kepadatan yang tinggi akan mengurangi investasi lahan budidaya pada jumlah/volume yang sama, sementara FCR bisa menjadi indikator efektivitas dan efisiensi biaya pakan untuk jumlah/volume yang sama.
Pembudidaya lebih cenderung fokus pada FCR, karena parameter biaya ini berakibat langsung pada ongkos yang dikeluarkan saat budidaya dan bersifat variabel. Berbeda dengan kepadatan, efek biaya tidak dirasakan langsung karena merupakan beban biaya investasi yang dikeluarkan di depan yang bersifat tetap (fix cost). Volume/jumlah berpengaruh pada bobot panen, yang tentunya ini berakibat pada tingkat besarnya keuntungan yang dihasilkan. Dengan margin per kg yang sama, jumlah panen sangat mempengaruhi besarnya total keuntungan.
Idealnya, kedua faktor budidaya diatas perlu diperhatikan, kepadatan tinggi dengan FCR serencah mungkin, sehingga margin keuntungannya bisa berlipat. Beberapa praktisi dan juga peneliti telah mencoba mengoptimalkannya. Wal hasil, saat ini telah banyak perkembang sistem budidaya perikanan yang bersifat padat tebar, dan dalam perkembangan berupaya untuk menurunkan FCR melalui aplikasi bakteri. Perkembangan ilmu mikro biologi sangat menunjang untuk tujuan ini.
Perkembangan teknologi budidaya perikanan oleh para praktisi dan pakar antara lain bisa disebutkan sebagai berikut :
1. RAS
2. Biofloc
3. Green Water System
Ketiga sistem itu telah sedikit dipaparkan pada posting sebelumnya.
Yang perlu mendapatkan perhatian berikutnya, apapun sistem yang dikembangkan, total cost merupakan tujuan utamanya yang hendak diminimalkan. Jenis ikan yang berbeda membutuhkan perlakuan yang berbeda. Keilmuwan akan berkembang saat telah mencobakan di lapangan. Ilmu didasarkan dari praktek riil, bukan konseptual teoritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar