Rabu, 26 November 2014

JAMU LELE

manfaat :
- menambah stamina lele
- menambah daya tahan terhadap penyakit
- meningkatkan daya cerna pakan sehingga bisa mengurangi FCR
cara :
semua bahan herbal 1:1:1, (daun pepaya, kunir dan temulawak)
keong mas : 1 kg
cacing : 1 kg
bisa ditambahkan akar eceng gondok dan azola microphila masing-masing 0,5 kg
air kelapa : 5-10 liter
gula merah : 1 kg
yakult/kefir : 1/2 liter

semua bahan di blender, diambil airnya, kemudian difermentasikan kurang lebih 10 hari, dengan 3 hari pertama anaerob dan berikutnya aerob.

aplikasi : 1 gelas  per minggu untuk ukuran kolam bundar diameter 2 m

kandungan ramuan :
1. Jamu untuk daya tahan tubuh dan penyakit
2. Mikroorgansima baik (probiotik).

selamat mencoba

Jumat, 17 Oktober 2014

WIREMESH/RANGKA KOLAM BUNDAR

Pembuatan wiremesh membutuhkan biaya yang cukup lumayan karena membutuhkan besi dan proses pengelasan yang cukup banyak titik. Tentunya dengan model ini akan memunculkan biaya tambahan, dan tentunya bagi lokasi yg tidak dekat bengkel las cukup merepotkan. Nah ini adalah salah satu alternatif solusi untuk menggantikan wiremesh yang baku :
1. Menggunakan bambu, dengan menancapkan bambu pada jarak 40 cm dengan posisi melingkar sesuai dengan ukuran kolam. Berikan ring/pengikat dengan bambu yang dibelah dan di ikat dengan kuat dengan menggunakan tali yang kuat atau kawat bendrat.
2. Penggunaan karpet talang sebenarnya sangat membantu untuk ukuran jarak ruji vertikal wiremesh yang lebar. Dengan menggunakan ruji vertikal ukuran 8mm, bisa cukup dengan jarak 40-50 cm, sehingga bila kolam dengan diameter 2 m hanya membutuhkan 13-15 batang. ring melingkar menggunakan besi cor ukuran 5 mm, dipasang 3 tempat, atas, tengah dan atas. sedangkan sela-sela bisa dibantu dengan tali tambang karet yang diikatkan melingkar. Dengan model ini bisa mengurangi biaya pengelasan, dan material rangka.
3. Jangan khawatir kolam tidak kuat, inilah kelebihannya untuk kolam bundar, dengan distribusi tekanan yang merata bisa cukup menghemat rangka penyangga dinding. ring kawat besi 5 mm sangat memadai menjaga tekanan unuk ukuran diamter 2 m bahkan yang lebih panjang lagi (5 m).
4. Model pada no 2 telah di aplikasikan dengan penampakan seperti ini (nunggu diedit dulu ya)

Senin, 13 Oktober 2014

PADAT TEBAR VS FCR

Perkembangan teknologi budidaya perikanan sudah sangat pesat. Efisiensi dimulai dengan model intensif yang menghemat lahan (padat tebar) hingga pada target penurunan FCR. Kepadatan dan FCR merupakan salah satu parameter biaya yang berakibat pada penambahan biaya operasional. Kepadatan yang tinggi akan mengurangi investasi lahan budidaya pada jumlah/volume yang sama, sementara FCR bisa menjadi indikator efektivitas dan efisiensi biaya pakan untuk jumlah/volume yang sama.
Pembudidaya lebih cenderung fokus pada FCR, karena parameter biaya ini berakibat langsung pada ongkos yang dikeluarkan saat budidaya dan bersifat variabel. Berbeda dengan kepadatan, efek biaya tidak dirasakan langsung karena merupakan beban biaya investasi yang dikeluarkan di depan yang bersifat tetap (fix cost). Volume/jumlah berpengaruh pada bobot panen, yang tentunya ini berakibat pada tingkat besarnya keuntungan yang dihasilkan. Dengan margin per kg yang sama, jumlah panen sangat mempengaruhi besarnya total keuntungan.
Idealnya, kedua faktor budidaya diatas perlu diperhatikan, kepadatan tinggi dengan FCR serencah mungkin, sehingga margin keuntungannya bisa berlipat. Beberapa praktisi dan juga peneliti telah mencoba mengoptimalkannya. Wal hasil, saat ini telah banyak perkembang sistem budidaya perikanan yang bersifat padat tebar, dan dalam perkembangan berupaya untuk menurunkan FCR melalui aplikasi bakteri. Perkembangan ilmu mikro biologi sangat menunjang untuk tujuan ini.
Perkembangan teknologi budidaya perikanan oleh para praktisi dan pakar antara lain bisa disebutkan sebagai berikut :
1. RAS
2. Biofloc
3. Green Water System
Ketiga sistem itu telah sedikit dipaparkan pada posting sebelumnya.
Yang perlu mendapatkan perhatian berikutnya, apapun sistem yang dikembangkan, total cost merupakan tujuan utamanya yang hendak diminimalkan. Jenis ikan yang berbeda membutuhkan perlakuan yang berbeda. Keilmuwan akan berkembang saat telah mencobakan di lapangan. Ilmu didasarkan dari praktek riil, bukan konseptual teoritis.

PRO KONTRA SISTEM BIOFLOC

Teknologi biofloc berkembang diawali oleh penelitian ilmuwan dari israel tentang perikanan. Hasilnya berupa teksbook yang mengupas detail tentang sistem yang dikenalkan tersebut. Dari sumber tadi, banyak peneliti dari indonesia yang mengujicobakan dan memberikan perlakuan tambahan tertentu sesuai dengan tujuan apa yang akan di kembangkan relatif terhadap yang telah dicapai sebelumnya. Di Indonesia, teknologi di klaim telah berkembang pesat terutama pada budidaya udang, dengan hasil panen yang lebih tinggi daripada aplikasi di negara lain di Eropa dan Amerika. Para peneliti dan praktisi biofloc sangat meyakini dengan metode yang dikenalkan tersebut karena telah terbukti keberhasilannya di Lapangan.
Sementara itu, peneliti lain mengembangkan dengan model RAS (recirculated system), dengan mengaplikasikan filter biologi untuk menjaga lingkungan air agar tetap cocok untuk tumbuh kembangnya ikan/udang. Model ini juga mengklaim sebagai sistem padat tebar, yang mana jumlah kepadatan budidaya bisa mencapai 1000 ekor/m3. Model RAS, air akan tampak jernih dan ikan sangat jelas kelihatan berlalu lalang di kolam budidaya. Penampakan ini tentunya sangat berbeda dengan sistem biofloc, dimana kolam tampak keruh dan ikan tidak bisa dilihat meskipun pada kedalaman 10 cm dari permukaan.
Praktisi lain juga mengembangkan model/sistem budidaya lain, dengan sebutan green water system. Model ini bukan berarti air untuk tempat budidaya berwarna hijau, akan tetapi mengedepankan efek keramahan terhadap lingkungan air budidaya dan lingkungan sekitarnya. Keberhasilan budidaya perikanan sangat dipengaruhi oleh pengkondisian lingkungan budidaya seperti habitat dialam yang ideal. Penggunaan filter biological berupa tumbuhan dan mikroorganisma lain yang bermanfaat untuk mengembalikan kualitas air di aplikasikan pada sistem ini. Pemberian aerasi di sarankan terutama pada malam hari karena banyak tumbuhan air yang juga membutuhkan oksigen sehingga DO bisa drop pada malam hari. Sedangkan pada siang hari, tumbuhan air menghasilkan oksigen sehingga DO cukup memadai untuk ikan pada siang hari.Sistem ini juga ada beberapa model, dengan sirkulasi yang cukup, dan ada yang tanpa sirkulasi air. Pada aplikasi tanpa sirkulasi menghasilkan performansi yang hampir seperti sistem biofloc, aplikasi dan penambahan bakteria dalam kolam menimbulkan efek warna yang berbeda-beda tergantung jenis bakteri yang dominan, dan pembentukan floc karena aktivitas bakteri tertentu. Beberapa praktisi ini tidak mengklaim sistem ini sebagai sistem biofloc meskipun dalam performansi sistem menunjukkan efek yang sama. Green water system, yang pada akhirnya bermuara pada penurunan FCR hingga 50 % untuk ikan lele.
MOnggo, silakan koreksinya, ini saya sarikan dari membaca berbagai sumber yang mengenai sistem budidaya perikanan. Maaf saya tidak mencantumkan nama2 dari yang mengemukakan sistem budidaya diatas, karena bukan tidak mau, karena saya tidak mencatat dan menghafalkannya. Saya hanya berupaya meresume yang saya baca, tentunya sesuai dengan keterbatasan dan kapasitas saya sebagai pelaku baru dalam budidaya perikanan.

Minggu, 12 Oktober 2014

BAKTERI DALAM PERIKANAN

Banyak peneliti dan praktisi mengklaim keberhasilan mereka dalam budidaya perikanan dengan sistem biofloc, meskipun belakangan ini muncul statement yang berbeda yan g kontra dengan konsep biofloc. Apapun sistem nya, dalam konsep budidaya intensif pasti melibatkan bakteri untuk menjaga kondisi lingkungan kolam yang cocok untuk hidupnya ikan, dan menekan FCR ikan. Teknologi budidaya sangat berkembang pesat, pemakaian teknologi probiotik (bakteri bermanfaat) sangat berguna dalam menunjang berkembangnya teknologi budidaya perikanan air tawar.
Beberapa macam bakteri bermanfaat tersebut antara lain :
- Lactobactilus sp
- Baccillus sp
- Nitrosomonas
- Jenis acetobacter (membentuk gumpalan misalnya nata decoco) sehingga baik dalam aplikasi biofloc
- Beberapa jenis ragi tempe/tape/roti
Beberapa praktisi memproduksi nitrobakter yang sangat efektif untuk menjaga lingkungan kolam agar tetap baik.
Beberapa praktisi menambahkan, semakin kaya jenis bakteri bermanfaat dalam ramuan probiotik semakin baik, karena masing-masing bakteri mempunyai kesesuaian terhadap kondisi lingkungan dimana mereka tinggal. Bakteri yang kebetulan tidak sesuai memenuhi syarat perkembangbiakan dan pertumbuhannya akan mengalami dormasi (mati suri), dan akan bangkit saat kondisi lingkungan cocok.
Nah dari dasar ini, pengkayaan jenis bakteri menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam budidaya perikanan baik model sistem green water ataupun biofloc. Bebberapa sumber bakteri yang bisa menjadi ramuan probiotik antara lain :
- Cacing, banyak mengandung nitro bacter, disamping punya hormon tiroksin dan auksin yang berguna untuk pertumbuhan  dan imunitas.
- bekicot/keong/kerang,
- Akar-akaran tumbuhan air yang mudah tumbuh, misalnya eceng gondok.
- Azola microfila, yang perakarannya juga mampu mengikat nitrogen langsung dari udara oleh bantuan bakteri jenis tertentu.
- Akar kacang-kacangan, juga kaya dengan nitrobacter
- Dedak/bekatul, mengandung bakteri yang berwarna kemerahan (biasa untuk aplikasi biofloc),
- Usus ikan segar, mengandung bakteri yang ada pada usus ikan yang bermanfaat untuk pencernaan. jangan ikan yang sudah mati sebelumnya, dikhawatirkan bakteri sudah mati, dan mungkin sudah ada bakteri pembusuk lain.
- vitamin dan hormon dari ektrak buah2an dan empon2 (rempah)
Pada posting sebelumnya telah disebutkan cara pemakaian bahan-bahan diatas dalam pembuatan probiotik sendiri. Nah paparan diatas adalah alasannya mengapa bahan2 tersebut sangat baik untuk pembuatan probiotik.

Rabu, 17 September 2014

PERSIAPAN MEDIA BIOFLOC

Teknologi bioflok telah banyak diaplikasikan pada beberapa komoditas perikanan seperti udang, lele, nilai, gurame dan lain sebagainya. Akan tetapi secara detail tata kelola teknologi bioflok tidak banyak ditemui. Dalam posting kali ini, saya mencoba untuk menyajikan materi persiapan media budidaya (air) dalam sistem biofloc.

TAMBAHKAN GARAM GROSOK (TANPA IODIUM) 0,5 KG PER M3

TAMBAHKAN PUPUK ORGANIK, PUPUK DARI KOTORAN SAPI/KAMBING/CACING, MASUKKAN DALAM KARUNG, MASUKKAN KE DALAM AIR

TAMBAHKAN MOLASE/TETES TEBU/GULA JAWA UKURAN 200 GRAM PER M3

BIARKAN SELAMA 1 HARI

TAMBAHKAN PROBIOTIK DAN BIANG BAKTERI DENGAN TAKARAN 100 ML/M3

BIARKAN SELAMA 3 HARI, KEMUDIAN TAMBAHKAN KAPUR DOLOMIT/KAPUR TOHOR/KAPUR PERTANIAN 100GR/M3

BIARKAN KURANG LEBIH LEBIH SELAMA 7 HARI

AERATOR TIDAK BOLEH BERHENTI SELAMA MASA PRA BUDIDAYA




setelah 7-10 hari biasanya akan berubah warna airnya, tergantung jenis bakteri (zoo dan pikto plankton) yang dominan. Biasanya setelah periode ini lele atau bibit ikan yang lain sudah siap ditebarkan. 
Untuk probiotik sudah banyak yang mengaplikasikan dengan membuat sendiri. Salah satu caranya (dari hasil browsing di internet) adalah :
- beras kencur 1 botol aqua ukuran 1,5 l
- kunyit asem 1 botol aqua ukuran 1,5 l
- extrac curcuma 1 botol aqua ukuran 1,5 l
 - Susu kedelai atau sapi 1 liter
- air kelapa plus santannya 2 liter
- yakult 1 liter
- molase (tetes tebu/gula jawa) 1 liter
bahan2 dicampurkan jadi satu, diamkan selama minimal 7 hari, dan siap digunakan

Sabtu, 30 Agustus 2014

BUDIDAYA UDANG SUPRA INTENSIF SISTEM BIOFLOC



Dengan cara intensif ini ditekankan pada pola budidaya padat tebar hingga 200 ekor/m2. Tentunya ini sangat menghemat lahan dibandingkan dengan sistem tradisional, yang biasanya dalam 1 ha diisi 20 rean bibit atau sekitar 100.000 ekor, atau bila dihitung kepadatannya sebesar 10 ekor/m2. MOdel sistem intensif ini dapat meningkatkan jumlah produksi hingga 20 x lipat. AKan tetapi, yang perlu menjadi perhatian lagi adalah pengkondisian lingkungan (air dan kolam) sehingga bisa menjadi budidaya yang super intensif. 
Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. budidaya super intensif biofloc tidak membutuhkan penggantian air atau penyaringan air sehingga sangat menghemat air, sisa air setelah panen masih bisa didaur ulang.
2. menjaga kondisi kolam : pH, salinitas, kadar amonia, oksigen terlarut.
3. pakan yg cukup.
untuk pengkondisian air kolam butuh : dolomit, probiatik, pupuk, dll.



perhitungan untuk sekala kecil secara sederhana sebagai berikut:
1 Unit Kolam bulat D 3M T 1,2M + Wiremesh Rp. 1.200.000,- dengan rincian : Kolam bundar terpal karet           Rp500.000 ; Wiremess ukuran 1,2 m kalikan 7, 5 m        Rp500.000; Intalasi pembuangan Rp200.000
1 Unit Aerator komplit Rp. 550.000,-
1 Pengukur Suhu Rp. 15.000,-
1 Pengukur pH Rp. 95.000,-
1 Pengukur Amonia Rp. 145.000,-
1 Pengukur Salinitas Rp. 75.000,-
1 Pengukur Oksigen Rp. 225.000,-
TOTAL RP. 2.205.000,-
(dengan masa pakai 4 tahun) atau sekitar 12 siklus tanam, atau beban per siklus 200.000.
BIAYA PRODUKSI :
1 Rean/5000 ekor BENUR PL-15 Vaname air tawar Rp. 125.000,-
100 kg Pakan udang protein 38% Rp. 1.500.000,-
1 Paket Probiotik Rp. 80.000,-
1 Paket Pupuk Rp. 75.000,-
1 Paket Dolomit, Mineral, Vitamin dll Rp. 125.000,-
TOTAL RP. 1.905.000,- + beban investasi (200.000) + operasional (500.000) = Rp2.605.000
TOTAL PENJUALAN :
Panen Size 50 ; 75kg x Rp. 80.000,- : Rp. 6.000.000,
TOTAL LABA :
PENJUALAN - BIAYA PRODUKSI
Rp. 6.000.000,- - Rp. 2.605.000,- : Rp. 3.395.000,-
TOTAL LABA 10 KOLBUN :
10 X Rp. 3.395.000,- : Rp. 33.950.000,-
PENDAPATAN DALAM 1 TAHUN 3 KALI SIKLUS :
3 X Rp. 33.950.000,- : Rp. 101.850.000,-

Jumat, 18 Juli 2014

DAHSYATNYA BISNIS CACING

Oleh-oleh dari kota Malang

Komunitas peternak cacing di Malang saat ini kebanjiran order sehingga mengalami kekurangan stok. Selama bulan puasa ini hingga tanggal 20 Juli 2014, total permintaan sudah lebih dari 4 ton. Oleh karena itu, Bpk Adam Maulida, selaku pendiri komunitas cacing malang terus mengembangkan sayap bisnis ini dengan memperbanyak anggota di seluruh pelosok tanah air. Permintaan akan bibit pun telah lebih dari 2 ton selama bulan puasa.

Cacing merupakan ternakan istimewa, karena kandungan nilai nutrisinya yang sangat tinggi jauh melebihi daging sapi. Sedangkan pemeliharaannya tidak memerlukan teknologi yang rumit, hanya butuh ketelatenan dan kerja keras. Tingginya kandungan nutrisi cacing menjadikan komoditas ini menjadi pakan potensial untuk ternak unggas dan perikanan. Kandungan zat penurunan panas dalam cacing menjadikannya sebagai bahan baku obat modern (bodrex, paramex, dll) dan tradisional (kapsul cacing untuk sakit tipus). Beberapa herbalis telah menjadikan cacing sebagai campuran kopi herbal yang sangat baik untuk meningkatkan kejantanan pria.

Waktu untuk memanen cacing sekitar 4 bulan, dengan hasil panen minimal 4 x dari berat bibit yang ditanam, dan setelahnya kita tidak perlu membeli bibit, dan akan panen sekitar berat yang sama pada bulan-bulan berikutnya. Harga di tingkat petani masih cukup bagus, melebihi harga gurame, apalagi dibanding dengan lele dan patin.

Potensi yang saat ini tengah dicobakan adalah menjadikan cacing sebagai pakan alami udang, yang saat ini berdasarkan permintaan yang masuk dari para petani udang telah mencapai 1 ton per bulan. Masih banyaknya para peternak udang dan pembibit ikan masih sangat terbuka sentra pembudidaya cacing dikembangkan di daerah lain seperti di Pekalongan.

AYO...AYO....AYO.... SIAPA YANG TERTARIK?!!! MARI GABUNG BERSAMA KAMI MENGEMBANGKAN CACING DI PEKALONGAN, KEMUDIAN MENJADI ANGGOTA KOMUNITAS CACING DI MALANG. SAAT INI SAYA SUDAH MENJADI MEMBER DAN MENJADI KOORDINATOR WILAYAH PEKALONGAN.

http://rumahcacing.blogspot.com/

Rabu, 16 Juli 2014

PENGOLAAN LIMBAH SAMPAH ORGANIK DENGAN CACING

Sampah terbagi dalam dua katagori, sampah organik dan non organik. Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup, yang biasanya kebanyakan dari sisa tumbuhan yang telah diolah dalam berbagai bentuk. Banyak sekali jenis limbah organik : limbah pasar (sisa sayur, buah, kertas), limbah rumah tangga (kertas bungkus, daun pembungkus, sisa makanan, ampas kelapa, ampas tahu, dll), limbah industri (serbuk gergaji, sisa potongan kulit, potongan kertas, kain non sintetik), limbah pertanian dan peternakan (daun dan sisa tumbuhan, kotoran segala jenis hewan)  yang semuanya kalo dibiarkan akan mengganggu lingkungan.
Cacing bisa menjadi alternatif menjadi pengurai berbagai limbah organik diatas. Disamping sebagai media hidup juga bisa menjadi sumber makanan cacing. Cacing merupakan binatang menjijikan dan terkesan kotor, akan tetapi karena cacing mempunyai lendir dengan zat antibakteria yang efektif bisa dipastikan cacing bebas dari segala jenis bakteri patogen yang membahayakan manusia. Nah ini pulalah yang menjadikan cacing sebagai salah satu bahan dasar obat bagi penderita berbagai jenis penyakit, utamanya deman, dan juga sebagai peningkat kejantanan dan kesuburan karena kandungan protein yang sangat tinggi (60-76 %), yang melebihi dari hewan apapun.
Hasil penguraian cacing berupa feces cacing yang disebut casting, yang sangat kompleks kandungan nutrisi untuk tumbuhan yang bisa menjadi pupuk super organik. pupuk organik cacing sangat tinggi dibanding pupuk jenis lainnya, dan ini bisa dihasilkan dengan cara yang sangat mudah dan murah. Perkembangbiakan cacing yang bersifat hermaprodit, sangat cepat dan dengan waktu singkat untuk mencapai dewasa. Dalam 4 bulan, populasi cacing akan dapat meningkat hingga minimal 10 x libat dari berat bibit. Artinya kalo sekarang kita piara cacing 10 kg, dalam 4 bulan kedepan kita akan mempunyai 100 kg cacing. Ini dengan catatan bila lingkungan pemeliharaan yang cocok, pemberian pakan organik yang cukup dan tidak ada hama yang mengganggu.
Di beberapa negara di luar negeri, cacing sudah menjadi mode dalam pengelolaan sampah secara modern, yang diintegrasikan dengan produksi pupuk organik yang sangat berguna bagi tanaman. Sementara di negara kita potensi alamiah untuk mendapat pupuk organik super ini masih belum dikelola dengan baik, wal hasil...petani kita masih sangat kekurangan pupuk, yang mestinya bisa diselesaikan dengan hasil limbah cacing. Mari kita berangkat dari skala kecil untuk turut serta terlibat dalam pengelolaan likngkungan, dengan secercah harapan kemanfaatan ekonomis dengan penjualan cacing, pemanfaatan cacing untuk hal yang lebih tinggi (pakan ternak organik), dan produksi pupuk untuk kita manfaatkan sendiri.

Selasa, 15 Juli 2014

LIMBAH SERBUK GERGAJI

Kami menawarkan kerja sama dalam pengelolaan limbah serbuk gergaji yang masih baru maupun sisa dari budidaya jamur tiram. Kami siap untuk mengambil dari berbagai lokasi di daerah Pekalongan, dengan harga sesuai dengan kesepakatan bersama. untuk memudahkan kontak kami di
ukmbridgeutm@gmail.com untuk memulai negosiasi harga. harga awal yang kami tawarkan :
1. Serbuk gergaji baru : 5000/sak
2. Sisa baglog jamur tiram : Rp 250/baglog
Kami mengundang anda untuk terlibat dalam pengelolaa limbah ini.

NB : Transport kami tanggung sesuai dengan harga yang rasional dan menarik

CACING LUMBRICUS RUBELLUS

KAMI MENYEDIAKAN CACING LUMBRICUS UNTUK KEPERLUAN PERIKANAN.

Berdasarkan data, dari pembenihan ikan lele/gurame/patin, pemanfaatan cacing tanah akan mampu memberikan keuntungan yang lebih baik. Fakta setelah berganti dari pakan alami cacing tanah jenis lumbricus rubellus dari pellet adalah :
1. Jumlah telur meningkat 2 x kali dibanding pakan pellet.
2. Daya hidup anakan meningkat dari 60 % menjadi 80 %.
Hal ini yang menjadikan cacing menjadi primadona para pembibit ikan meskipun harga lebih tinggi dari pellet ikan.

Saat ini beberapa petambak udang mengaplikasikan pakan alami cacing lumbricus ini. Bahkan di petani cacing di Malang, permintaan untuk pakan udang mencapai 1 ton per bulan. Tingginya kadar protein cacing (60-76 %) menyebabkan ikan maupun udang menjadi lebih sehat, pertumbuhannya
lebih cepat, bisa mengurangi masa panen.

harga yang kami tawarkan untuk cacing tanah :
ECERAN Rp50.000/kg
PARTAI Rp40.000/kg

HARGA BELUM TERMASUK ONGKOS KIRIM UNTUK LUAR KOTA





CACING TANAH BANYAK MANFAAT



Cacing tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi yaitu mencapai 76 persen. Binatang ini juga dikenal sebagai santapan lezat bagi ikan. Sehingga praktis cacing tanah bisa menjadi sumber nutrisi (protein) alami bagi ikan pada budidaya perikanan organik. Dengan pengelolaan yang baik, cacing tanah dapat diupayakan untuk pakan utama budidaya perikanan dengan mamanfaatkan sampah sebagai media budidaya. Dengan demikian, budidaya cacing tanah praktis membutuhkan ongkos yang sangat rendah, dengan nilai kemanfaatan yang sangat tinggi. Bahkan bila dibandingkan dengan makanan pellet komersial memberikan keuntungan secara finansial karena rendahnya biaya produksi.

Hasil limbah cacing yang berupa casting (vermikompos) mengandung 13,88 persen humus dan 1,68 persen nitrogen. Material melampaui batas subur yang diharapkan pada standar nasional. Hal ini bisa menjadi salah satu alternatif sumber produksi pupuk organik yang sangat luar biasa. Vermikompos ini sangat lebih subur dari material pupuk kompos kebanyakan.

Cacing tanah ternyata memiliki kegunaan lain. Binatang ini dikenal bisa dipakai sebagai penyembuh penyakit tipus. Caranya, dengan mengeringkan cacing dan menumbuknya hingga halus. Hasil tumbukan kemudian dimasukkan ke dalam kapsul lalu dimakan. Selain itu, ramuan herbal dengan bahan dasar cacing juga mampu meningkatkan kejantaan pria, sehingga sangat berguna untuk meningkatkan vitalitas dan kesuburan bagi wanita.



Kandungan nutrisi cacing masih lebih baik dibanding dengan daging dan sangat bersaing dengan ikan